PROSES PEMISAHAN MINERAL BIJIH TIMAH
Instalasi pencucian mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan poduksi timah. Keadaan instalasi pencucian yang kurang baik, akan mengakibatkan kehilangan mineral timah dan mineral-mineral berharga lainnya yang terkandung di dalam tanah hasil penggalian. Hal ini berarti menyia-nyiakan biaya tenaga serta waktu yang telah ditentukan. Kehilangan timah dan mineral –mineral berharga lainnya di pencucian Kapal Keruk, menyebabkan kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya pada tahap selanjutnya.
IV.1 Pengenalan Peralatan Proses Pemisahan Mineral Bijih Timah (Pencucian)
Kondisi alat sengat mempengaruhi proses dan mutu produknya artinya bila kondisi tidak baik (slek atau tidak bisa disetel), maka tidak akan menghasilkan mutu kerja yang baik, oleh sebab itu perlu dipahami dan dihayati fungsi peralatan dan perawatannya.
Macam-macam peralatan pencucian di Kapal Keruk Pring:
1. Saringan putar
Saringan putar merupakan alat pemisahan pertama, material yang menerobos saringan (Undersize) disalurkan ke jig-jig, material yang tidak berguna akan keluar dan langsung dibuang (oversize). Saringan putar dipergunakan di kapal keruk, alat ini dilengkapi dengan pipa pancar dan pipa monitor. Saringan putar berfungsi memisahkan material halus dengan material kasar.
Pipa pancar merupakan pipa yang berfungsi untuk memancarkan air yang dipasang di dalam saringan putar sepanjang keseluruhan panjang saringan putar. Peranannya dalam proses pencucian adalah untuk menghancurkan material di dalam saringan. Pipa air pancar dan nozzle-nozzle berfungsi mengalirkan air dari pompa saring ke dalam saring putar untuk memberaikan tanah bertimah dan sebagai media transportasi tanah.
Pipa monitor merupakan pipa yang berfungsi sama dengan pipa pancar yang terletak di ujung saringan. Peranannya dalam proses pencucian aa dua: pertama untuk ikut membantu pipa pancar dalam menguraikan material dan yang kedua menahan material di dalam saringan agar lebih lama mengalami proses penyaringan. Monitor-monitor berfungsi membantu memberai tanah bertimah dan memberi kesempatan buti-butir timah lolos ke bak pembagi.
2. Kepala laba-laba
Kepala laba-laba menampung hasil keluar dari saringan putar (under size) dan meneruskan ke jig-jig melalui pipa pembagi supaya pembagian feed ke jig dapat diatur merata.
3. Pompa
Pompa adalah suatu alat bantu untuk memindahkan suatu zat atau benda dari suatu tempat ke tempat lain, baik berupa gas, cair, maupun padat. Di kapal keruk khususnya di pencucian pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal yang berfungsi untuk memompa air agar persediaan air untuk pencucian tetap terpenuhi. Pompa dipergunakan untuk memindahkan konsentrate jig primer ke tingkat pencucian selanjutnya (Jig sekunder dan Clean Up). Karena yang dipindahkan adalah berupa pulp (campuran air dan pasir), maka pompa tersebut dilapisi dengan karet, agar umur pakainya tahan lama.
4. Boil box
Boil box berguna sebagai tempat penampungan sementara untuk material yang baru keluar dari pipa pembagi dan meneruskan ke jig supaya pembagian material dapat diatur secara merata, dan mengurangi kecepatan pemasukan (feeding) ke jig
5. Cyclone
Berguna untuk mengurangi banyaknya air, dan slim (disliming) sehingga kekentalan feed dapat diatur. Feed yang banyak mengandung air, masuknya melalui pipa secara tangential, ke daerah yang berbentuk silinder. Di daerah ini feed tersebut mengalami gaya putar (Centripugal), yang mana mengakibatkan material berat terlempar kedinding dan turun bergerak ke arah spigot, sedangkan material yang halus (slim) dan air akan bergerak melalui tengah ke arah vertex finder dan keluar sebagai overflow. Pada bagian dekat ujung spigot, perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pada umumnya paling cepat terjadi keausan.
6. Jig dan Perlengkapannya
Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis (B.J) dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya.
a. Tipe-tipe Jig
Tipe jig yang telah ada pada kapal keruk P.T Timah antara lain:
1. Pan Amirican Jig (P.A. Jig)
PA Jig memakai saringan tetap disetiap tangki yang berbentuk cone yang berhubungan dengan membran. Ukuran setiap kompartemen 1050 x 1050 mm. Air tambahan masuk melalui pipa di bawah kerucut dalam tangki dan dapat diatur untuk setiap tangki.
Keuntungan:
- Gerakan membran sejajar dengan gerakan tekanan dan isapan sehingga pembagian air melalui saringan merata.
- Dapat memberikan panjang dorongan yang besar.
Kerugian:
- Mekanik penggerak terlalu halus dan banyak macamnya sehingga mudah rusak dan memerlukan perhatian dan perawatan.
- Bila spidot buntu, membran mudah lepas.
2. Karimata Jig
Karimata jig adalah gabungan antara bendelary jig dan trapezium jig. Kecepatan aliran lebih baik dengan trapezium jig. Kerugiannya memerlukan waktu reparasi yang lama.
3. IMC Jig
IMC jig hanya terdapat di KK Belitung I, untuk PT Timah Jig primer berbentuk bundar (Cirkular) dan untuk sekunder berbentuk segiempat. Penggerak Imc Jig adalah hydraulis yaitu dengan getaran piston.
Keuntunganya: Kecepatan aliran tidak tinggi, semakin ke ujung jig semakin lebar permukaanya.
Kerugiannya: Bagian-bagian penggeraknya terlalu banyak, kecil dan rumit dan memerlukan perbaikan yang agak lama.
4. Yuba Jig
Yuba jig gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak membran melekat rapat pada dinding tangki sebelah luar, tipa kompartemen dapat diatur panjang dorongan (stroksinya sendiri-sendiri). Penggeraknya menggunakan pulsator dengan motor listrik dan gear box.
Keuntungan:
- Perawatan dan pemeliharran relatif lebih mudah.
- Tiap kompartemen (sel) dapat diatur panjang pukulan sendiri-sendiri.
- Penggunaan ruang lebih sedikit.
Kerugian:
- Pembagian air melalui saringan kurang merata.
- Biaya permulaan lebih besar.
Untuk kapal keruk Pring, tipe jig yang digunakan adalah tipe Yuba Jig.
b. Peralatan dan perlengkapan pencucian jig
Peralatan dan perlengkapan jig merupakan peralatan-peralatan yang membantu proses pencucian di dalam Jig. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut:
b.1 Tangki/Kompartemen
Tangki jig mempunyai bermacam-macam bentuk, tergantung dari tempat dimana alat penggerak dipasang. Tangki jig mempunyai 2 bagian:
1. Bagian atas dengan dinding-dinding tegak
Bagian ini menahan kisi-kisi dan berdinding tegak, untuk mendapatkan tekanan yang merata pada saringan. Pada permukaan atas ini terletak kisi atas dan bawah, saringan dan bed.
2. Bagian bawah yang berbentuk konis, untuk memudahkan material yang lolos dari saringan terkumpul ke satu tempat dan keluar melalui lubang spigot.
Dinding tangki harus kaku, dengan maksud untuk menghindari turut bergeraknya dinding, yang mana hal ini akan mempengaruhi terhadap pukulan yang efektif.
b.2 Saringan
Saringan gunanya untuk menahan hematite jangan sampai turun ke bawah dan melewatkan atau meloloskan bijih timah. Pada umumnya saringan dibuat dari bahan yang tahan korosi seperti pospo brons, baja tahan karat dan dari karet. Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari hematite dan lebih besar dari bijih timah, biasanya dipakai dengan ukuran 4 x 10 mm, dimana ukuran yang lebih besar diletakkan melintang terhadap arah aliran bahan, dengan tujuan agar lubang saringannya tidak mudah buntu atau tersumbat.
Bekerjanya jig dipengaruhi oleh saringan yaitu:
1. Makin besar lubangnya, makin besar ruang antara batu-batu bed dan mekin besar butir yang melaluinya. Jika lubang saringannya kecil, maka bed akan mendapatkan ukuran butir yang lebih halus, sehingga konsentrate menjadi lebih bersih. Lubang saringan terlampau halus, mengakibatkan pada jig primer bednya buntu. Ukuran butir menjadi terlampau kecil, bed menjadi lebih berat dan bekerjanya kurang baik.
2. Saringan harus kaku untuk mencegah bergolaknya batu-batu bed.
b.3 Bed
Bed adalah lapisan material diatas saring jig, yang terdiri dari batu hematite atau cassiterite kasar dan berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah yang berat jenisnya berat dengan bijih timah yang berat jenisnya ringan.
Direktoral Jenderal Pertambangan Umum, 1980, Penelitian Geologi Kuarter Terhadap Endapan Sekunder Timah di Pulau Bangka dan Pulau Singkep, Departemen Pertambangan dan Energi.
Puslatbang-SDM, 1994, Centre of Human Resources Development, PT Tambang Timah.
Eddy Iuckiyanto, 1978, Geologi Timah dan Kegiatan Eksplorasi di Pulau Bangka, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Sutardjo, 1974, Laporan Kerja Praktek, Unit Penambangan Timah Singkep, hal 1-24.
Beberapa Data Mengenai Hubungan Penambangan dan Pencucian pada Tambang, Unit Penambangan Timah Singkep.
Team Engineering PT Timah, Pengembangan Sistem Klasifikasi Cadangan Untuk PT Tambang Timah, hal 20-21, hal 62-63, hal 67.
Sutedjo Sujiyno, 1996, Sejarah Timah Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Edisi Cetakan Pertama.
Operasi MGM.I, Laporan Tentang Pelaksanaan Long-Face MGM:KK Pring, PT Tambang Timah.
No comments:
Post a Comment